Kencanku Dengan Ike
Saya tidak pernah menyangka
bahwa kesempatanku bertemu dengan Ike Nurjanah
(artis dangdut) akan
menjadi sesuatu yang tak kan pernah terlupakan.
Tidak seperti biasanya
saya paling malas jika mendapat tugas wawancara khusus
dengan seseorang -artis
cantik sekalipun. Tapi saat itu, kenapa begitu ada tugas dari
Bos mewawancarai Ike
untuk rubrik profil mingguan, aku langsung cabut.
Janji wawancara dengan
Ike telah disepakati di rumah seorang produser di sebuah
apartemen di bilangan
Jakarta Selatan. Ketika aku sampai ditempat yang dimaksud,
Ike telah menungguku.
Saat pertama bertemu -ini pertemuan pertamaku dengan
dia- Ike terkesan cuek
dan dingin. Namun karena dia sudah menyanggupi, dia
mempersilahkan aku untuk
masuk. Ruangan tamu yang tidak terlalu luas sedikit
membuat aku tegang. Namun
ketegangan itu mereda ketika Ike membawa dua
gelas minuman dingin
sambil mempersilahkan aku untuk menikmati minuman yang
telah dihidangkan.
''Terima kasih,''
kataku.
''Kamu mau tanya apa,
waktuku terbatas, jangan lebih satu jam,'' tutur mojang
priangan yang sangat
cantik ini.
Gaya ketus Ike Nurjanah
sempat membuat aku gugup. Apalagi dengan
penampilannya sore itu
yang aduhai -mengenakan kaos ketat ''you can see'' yang
sangat tipis, dengan
bawahan span yang sangat pendek, membuat aku semakin
gugup.
''Saya hanya ingin
mendengar cerita pengalaman yang mengesankan dari Anda
selama menjadi artis
dangdut hingga setenar sekarang...'' aku mengawali
pertanyaan.
Wawancara semakin
menarik dan hangat dan agaknya Ike lupa bahwa dia
membatasiku hanya satu
jam. Sebab ketika saya datang sudah pukul 16.30,tetapi
saat ini jam telah
menunjukkan pukul 18.00. Sampai pada suatu ketika usai
melontarkan satu
pertanyaan pribadi tentang orang yang menjadi dambaan hati, Ike
manatapku tajam.
''Orangnya mirip kamu,''
kata Ike seraya tersenyum.
Aku menelan ludah, mana
mungkin artis secantik dia cowoknya seperti aku. Dengan
sedikit ge-er, aku
menanyakan lagi apakah dia juga wartawan?
''Ah, bukan. Dia
pengangguran,'' Ike tertawa.
Tetapi kemudian dia
terdiam dan menatapku lebih tajam. Aku meletakkkan catatan,
pena dan block note ke
meja. Aku tatap pula Ike sambil menebak-nebak apa
maunya artis cantik ini.
Ike terus menatapku sambil sesekali dia menyibakkan
rambutnya yang tergrai
sebahu hingga bulu-bulu ketiaknya yang tampak lebat dan
subur kelihatan dengan
jelas.
Tiba-tiba Ike
mendekatiku dan menyilangkan kedua tangannya di atas bahuku.
Semakin dag-dig-dug saja
jantung ini. Bau tubuh Ike yang sangat wangi menyengat
di telinga dan
pikiranku.
''Kamu mirip dia,''
katanya.
Aku pegang tangan Ike
yang melingkar dibahuku, aku cium lengannya dengan halus.
Ike memejamkan mata,
yang aku yakin tanda iya. Ike makin mendekat ke tubuhkan
sampai akhirnya kedua
tetek Ike yang memang tampak sangat montok waktu itu
menyentuh dadaku. Tanpa
pikir panjang aku coba cium bibir Ike yang sedikit
terbuka dan Ike dengan
antusias pula membalas ciumanku. Sambil terus gencar
mencium bibir Ike aku
peluk dia. Aku gesek-gesekkan dadaku hingga kekenyalan
tetek Ike dapat aku
rasakan. Ike tampak kian bernafsus, sesekali bibirnya
melepaskan diri dari
bibirku namun mencium seluruh wajahku hingga basah.
Sesekali sambil tertawa
Ike menggigit hidungku.
Aku kian bernafsu
mendapatkan serangan gencar dari artis cantik ini. Tanganku
yang semula melingkar di
pundak Ike, kini aku arahkan untuk mulai bergerilya di
teteknya. Aku elus
pelan-pelan tetek ike. Tanganku mencoba ke bawah untuk masuk
ke BH-nya. Tapi
tiba-tiba Ike menarik tanganku dan mendorong tubuhku. Aku
terhempas di atas kursi.
''Wah kenapa Ike ini,
pasti dia marah melihat ulahku,'' batinku.
Tidak jelas apa maksud
Ike mendorong tubuhku. Yang saya lihat dia hanya
menggeleng-gelengkan
kepala.
'Tanda menolakkah,''
batinku.
Ike kembali menatapku
tajam. Kali ini agak lama. Namun tanpa saya duga, tiba-tiba
Ike sambil tersenyum
melepas kaosnya yang sangat tipis dan seksi itu. Wow,
mimpikah aku? Aku
melihat dengan mata kepala sendiri artis cantik Ike Nurjanah
tubuhnya hanya terbalut
BH yang sangat tipis dan ketat. Ike tersenyum. Kemudian
dia menyibakkan rambutnya
ke belakang dan menguncitnya. Sekali lagi aku
terkesima, melihat tetek
Ike yang tampak montok karena ditekan BH yang ketat dan
bulu ketiak Ike yang
sangat lebat. Aku tak kuasa menaham birahi ini.
Aku dekati dia, aku
mencoba mencium ketiak Ike, hmmm, luar biasa artis cantik ini.
Ketiaknya pun sewangi
ini,
''Apalagi...,'' batinku.
Tapi Ike mendorongku
sambil menggelengkan kepala. Aku hanya bisa diam dan
merebah di kursi sambil
menunggu apa yang akan dilakukan Ike sebentar lagi.
sambil tersenyum Ike
kemudian meremas-remas sendiri teteknya, ditekan-tekannya,
sambil sesekali bibirnya
mengggigit teteknya.
''Ahhhh...'' teriak
Ike.''Kamu bisa mengerti ini semua kan?'' tanyanya.
Aku hanya mengangguk.
Ketika aku mendekat, kembali Ike melarangku. Ike berdiri
dan mengambil orange jus
yang ada di kursi. Setelah diminum sedikit, sisanya
ditumpahkan ke seluruh
tubuhnya. Ike terus tersenyum kepadaku. Sementara
penisku semakin tegang
melihat kejadian ini.
''Boleh aku mendekatimu
Ik?'' tanyaku.
''Hmmm, sini...,''
katanya. Kontan aku melocat dan akan memeluk dia, tiba-tiba Ike
berkata ''Duduk
saja..''. Aku pun menuruti perintahnya.
Setelah menatapku Ike
tiba-tiba melepas span pendeknya dan melemparkan
penutup vagina setelah
celana dalam itu ke atas kursi. Kini Ike mendekatiku dan
kemudian dia memelukku
sambil mencium seluruh tubuhku. Aku belum sempat
terkesima melihat
pemandangan yang sangat indah itu, Ike udah sangat buas
menciumi aku. Aku balas
ciumannya dengan melumat habis tetek Ike yang kenyal
itu.
''Aku lepas BH ya Ik,''
kataku.
''Jangan...'' timpal
Ike.
Ike tampak bernafsu
menciumi tubuhku. Sesekali dia membasahi wajah dan tubuhku
dengan ludahnya terus
dia menjilati lagi. Aku kian tak tahan mendapat serangan
seperti ini dan tanganku
mulai meremas-remas pantat Ike yang tidak kalah kenyal
dengan teteknya. Aku
elus-elus pantas Ike sambil pelan-pelan aku masukkan
tanganku ke celana
dalamnya. Ketika sudah menyentuh pantat Ike, dia diam saja.
Aku alihkan remasan ku
depan, tepatnya ke vagina Ike. Woh, jembut Ike lebat
sekali, andaikan aku
bisa melihat dan menilatinya... batinku.
Tapi tiba-tiba Ike
mencubit tanganku. Dia pasti tidak setuju dengan ulahku ini. Ike
kembali mendorongku,
tapi begitu aku jatuh terbaring di tempat kursi, dia
menindihku. Dibukanya
kaki lebar-lebar sambil berusaha melepas celana panjangku.
Aku membantu Ike dengan
melucuti sendiri pakaianku. Hingga akhirnya aku tinggal
memakai celana dalam dan
Ike pun tinggal memakai celana dalam dan BH. Jembut
Ike yang lebat tampak
sangat indah dengan celana dalamnya yang terpakai tidak
dalam posisi yang benar
itu, karena abis aku obrak-abrik dengan tanganku. Ike
membuka kakiku
lebar-lebar sambil kemudian dia melepas celana dalamku.
''Apa maunya..''
batinku.
Begitu penisku yang
tegang menyembul keluar, dengan penuh nafas Ike
mengulumnya dengan buas.
Sementara tanganku hanya bisa memainkan payudara
Ike.
''Aduuuh, Ike. Jangan
keras-keras,'' protesku
Ike tidak mendengarkan.
Bahkan dia terus melumat kontolku dengan buasnya.
Akhirnya Ike pun
melepaskan BH dan celana dalamnya. Aku terkesima melihat
pemandangan ini. Ike
tanpa selebar benang pun melekat di tubuhnya. Memeknya
yang penuh jembut dan
ketiaknya yang ditumbuhi rambut sangat lebat begitu
memicu birahiku. Ike
menjauh dari aku dan dia duduk di bahwa kursi. Sambil
membuka kedua
selangkangannnya Ike memanggilku dan dia menuding kontolku
supaya dimasukkan ke
memeknya.
Aku pun mengiyakan semua
permintaan Ike dan terjadilah perbuatan maksiat itu.
Aku terus menekan memek
Ike, menari, menekan, menarik, menekan,sampai
akhirnya Ike dan aku
menjerit keras. Cairan segar muncrat dan sebagian mengenai
wajahku dan Ike, dan
kami pun saling berpelukan.
''Maafkan aku,'' kataku.
''it's oke. kapan-kapan
aku ingin yang lebih dari ini,'' tutur Ike.
Pukul 21.00 aku pulang
dengan wajah gontai namun penuh senyum. Rejeki atau
setan apa yang mampir ke
tubuhku hingga Ike Nurjanah memmintaku berbuat
seperi itu, entahlah.
Yang jelas kini setelah kejadian itu Ike kian sulit aku hubungi.
Bahkan ketika bertemu di
satu acara melihatku Ike seperti tidak pernah terjadiapa-
apa. Ike kembali
memperlakukan aku seperti halnya wartawan lainnya.
>>>>>>>>>>TAMAT<<<<<<<<<<
0 comments: on "Cerita SEX Kencanku Dengan Ike"
Post a Comment